Seorang Raja Menjadi Sufi Lantaran Roti sungguh takjub, cerita yang memberikan Inspirasi,
Kisah pertobatan Raja Balkh (Iran) Abu Ishaq Ibrahim bin Adham berawal
dari keinginannya untuk berburu. Bersama kuda kesayangannya, Ibrahim
menuju hutan dengan penuh gairah. Keadaan berlangsung normal hingga
ketenangannya diusik oleh seekor gagak.
Ibrahim sesungguhnya hanya ingin istirahat sejenak. Melepas lelah perjalanan sembari memakan roti. Sialnya, ibrahim
tak sempat mencicipi sedikit pun bekal bawaannya itu. Seekor gagak
datang tiba-tiba menyambar roti, lalu membawanya terbang ke udara.
Ibrahim yang kaget bercampur kagum itu memutuskan untuk mengikuti ke
mana gagak pergi. Si burung hitam meluncur cepat ke arah gunung, hingga
Raja Balkh nyaris saja tak menemukannya lagi. Tapi tekad Ibrahim bin
Adham untuk menaklukkan segala rintangan gunung membuatnya tak
kehilangan jejak.
Tapi gagak tetaplah gagak. Jerih payah sang
raja untuk mendekatinya mendapat penolakan. Sekali lagi, gagak
mengudara, kabur mengilang entah ke mana. Di saat bersamaan, Ibrahim bin
Adham menjumpai seseorang tengah terbaring di tanah dalam keadaan
terikat. Segera ia turun dari kuda dan berusaha melepaskannya.
“Ada apa dengan Anda?” tanya Ibrahim bin Adham.
“Saya korban perampokan,” jawab orang tersebut yang ternyata adalah
seorang saudagar. Setelah seluruh hartanya dirampas, para perampok
hendak membunuhnya dengan cara mengikat dan melantarkan tubuhnya
sendirian. Saudagar mengaku, sudah tujuh hari ia terlentang tak berdaya
di tempat itu.
“Bagaimana Anda bisa bertahan hidup?”
Saudagar tersebut lantas menceritakan bahwa selama masa-masa sulit itu,
seeokor gagak rutin menghampiri, hinggap di atas dada, dan menyodorkan
makanan untuknya. Begitulah cara ia mendapatkan tenaga setiap hari.
Peristiwa ini membuka kesadaran Ibrahim bin Adham tentang hakikat
rezeki. Ia akhirnya mantab mundur dari jabatan raja, memerdekakan semua
budak miliknya, dan mewakafkan segala kekayaannya. Hikayat ini dapat
dijumpai secara jelas dalam kitab al-Aqthaf ad-Daniyyah.
Ibrahim bin Adham memilih menjalani hidup sederhana sebagai rakyat
biasa. Jalan tasawuf mulai ia tekuni dengan berjalan kaki ke Mekah,
tanpa bekal apapun kecuali rasa tawakal yang amat tinggi. Sejak saat
itu, olah rohani merupakan kegiatan pokok selama hidupnya.
Ternyata, kisah tentang kegagalan Ibrahim bin Adham mencicipi roti ini
berbuntut pada perubahan serius keseluruhan hidup mantan raja Balkh itu.
Ibrahim bin Adham akhirnya masyhur sebagai tokoh sufi yang sangat
dikagumi. Dalam sumber-sumber Arab dan Persia, seperti Imam Bukhari dan
lainnya, ia terkenal sebagai tokoh sufi yang pernah bertemu dengan Nabi
Khidzir. (Mahbib Khoiron)
Cerita diatas membuat kita malu atas diri kita ya.... selama ini kita telah silau atas nafsu. Semoga kita semua mendapatkan manfaat dari kisah Abu Ishaq Ibrahim bin Adham, sekian mohon maaf atas kesalahan saya, terimakasih wassalamualaikum wr. wb.
Artikel ini tentang Seorang Raja Menjadi Sufi Lantaran Roti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar